Sejumlah mitos berkembang terkait sejumlah sistem yang bekerja di tubuh indah wanita. Cerita yang berkembang begitu mudah menghasut tanpa teori medis yang tepat.
Seperti dikutip dari laman Live Science, berikut sejumlah jawaban atas mitos-mitos yang berkembang terkait sistem yang bekerja di tubuh wanita.
Keperawanan
Banyak orang beranggapan bahwa seorang wanita sudah tak perawan jika selaput daranya robek. Mereka menyangka, selaput dara semacam lapisan yang menutup vagina. "Beberapa orang berpikir kalau selaput dara adalah segel vagina, padahal itu tak benar," kata Dr Rachel Vreeman dari Universitas Indiana.
Vreeman mengatakan, selaput dara wanita normal sudah berlubang meski masih perawan. Di sejumlah kasus memang ada yang tak memiliki lubang, namun, ini justru menjadi penyakit karena darah menstruasi tak dapat dilepaskan keluar tubuh.
Jadi, tak ada dokter yang bisa menentukan apakah seorang wanita masih perawan atau tidak, hanya dengan memeriksa lubang selaput dara. Kondisi keperawanan wanita hanya bisa dihubungan dengan aktivitas seksualnya dengan pria.
Kebutuhan Tidur
Setiap wanita membutuhkan waktu tidur malam sekitar tujuh jam. Sebuah studi Universitas Warwick pada 2007 yang dilakukan terhadap 6.000 wanita mengungkap, wanita yang tidur malam selama lima jam atau kurang berisiko ganda mengidap hipertensi.
Tidur merupakan salah satu terapi untuk menyegarkan tubuh. Kurang tidur membuat tubuh tak dapat memulihkan kerusakan sel dan jaringan yang terjadi setiap hari.
Konsumsi Antibiotik
Sebuah mitos mengatakan bahwa asupan antibiotik bisa melemahkan daya kerja pil KB. Akibatnya, sejumlah wanita yang menjalani penundaan kehamilan dengan pil KB takut mengonsumsi antibiotik. Benarkah mitos ini?
Seorang pakar dari Universitas Indiana, Aaron Carroll, menjelaskan bahwa mitos itu hanya berlaku untuk antibiotik jenis rifampin yang biasa digunakan pasien tuberkulosis. Rifampin akan melemahkan hormon anti-hamil yang dihasilkan pil KB. Namun, bukan berarti rifampin meningkatkan risiko hamil.
Menopause
Hilangnya kesuburan pada wanita memang memicu rasa tak nyaman saat berhubungan intim. Banyak wanita menopause kemudian kehilangan mood bercinta karena sulit lubrikasi.
Vreeman mengatakan, tidak ada studi yang menemukan hubungan langsung antara menopause dengan penurunan hasrat bercinta. "Hilangnya mood biasanya lebih karena alasan rasa tak nyaman, bukan hormon tertentu yang diproduksi saat menopause," ujarnya.
Studi yang dilakukan Edward Laumann dan tim di Amerika Serikat pada 2004 membuktikan, hampir setengah wanita menopause berusia 50 tahun ke atas di negara itu masih aktif berhubungan intim beberapa kali dalam sebulan.
Hamil
Hampir semua orang berpikir bahwa wanita tak mungkin bisa hamil melalui hubungan intim yang dilakukan saat menstruasi. Namun, Aaron Carroll memastikan kemungkinan itu.
Carroll mengatakan, sperma yang masuk ke rahim wanita saat menstruasi bisa menunggu selama satu pekan untuk melakukan pembuahan. Ia sedikit meragukan sistem pengontrol kehamilan dengan KB. "Jangan dikira tak bisa hamil saat berhubungan intim di luar masa subur." (pet)
sumber : vivanews.com
0 komentar:
Posting Komentar