Saya masih ingat ketika berkunjung ke Metro TV bersama Koran Kampus IPB pada tahun 2008, tak satupun saya lihat wartawan disana yang mengenakan jilbab. Penasaran dengan hal itu, saya menanyakan kepada pemimpin tour. "Kan Metro TV karyawannya gak boleh pake jilbab, katanya sih gak mau mencerminkan simbol agama", itu jawaban yang saya dengar.
Jilbāb (Arab: جلباب ) adalah pakaian terusan panjang menutupi seluruh badan kecuali tangan, kaki dan wajah yang biasa dikenakan oleh para wanita muslim. Penggunaan jenis pakaian ini terkait dengan tuntunan syariat Islam untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat atau dikenal dengan istilah hijab. Sementara kerudung sendiri di dalam Al Qur'an disebut dengan istilah khumur, sebagaimana terdapat pada surat An Nuur ayat 31:
“ Hendaklah mereka menutupkan khumur (kerudung-nya) ke dadanya. (An Nuur :31) ”
Di Asia Tenggara khususnya Indonesia merujuk pada jenis pakaian berupa penutup kepala dari helaian kain, atau sering juga disebut dengan kerudung atau tudung (Malaysia). Pengertian ini sebenarnya salah kaprah dan hanya berlaku di Indonesia.
[id.wikipedia.org]
Tetapi, akhir-akhir ini saya sempat melihat wartawan Metro TV yang memakai jilbab. Tengok saja Lalita Ganda Putri, kontributor Metro TV regional Jawa Tengah dan DIY. Senin, 18 Januari 2010 mewanwancarai Lanjar secara live di Solo. Dalam hati saya : "wah..sekarang wartawan Metro TV sudah boleh pake jilbab ya..?"
Ini dia, sang Lalita :
Pasalnya, Henny Puspitasari, PR & Publicity Manager for Metro TV seolah-olah mengiyakan bahwa seharusnya tidak ada jilbab di semua kameranya.
Wearing the headscarf does not mean a person is not fit to be a presenter but the policy of Metro TV is that such people can only appear during the month of Ramadhan and on Islamic holidays.
(Seseorang berhijab tidak berarti tidak pantas menjadi presenter, namun khusus di Metro TV, seseorang tersebut hanya dapat muncul pada saat-saat bulan Ramadhan atau hari-hari besar Agama Islam lainnya.)
[www.indonesiamatters.com]
Mari kita lihat bersama, apakah kedepannya semakin banyak wartawan Metro TV berjilbab yang muncul di kamera.
Sumber : Kaskus
Jilbāb (Arab: جلباب ) adalah pakaian terusan panjang menutupi seluruh badan kecuali tangan, kaki dan wajah yang biasa dikenakan oleh para wanita muslim. Penggunaan jenis pakaian ini terkait dengan tuntunan syariat Islam untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat atau dikenal dengan istilah hijab. Sementara kerudung sendiri di dalam Al Qur'an disebut dengan istilah khumur, sebagaimana terdapat pada surat An Nuur ayat 31:
“ Hendaklah mereka menutupkan khumur (kerudung-nya) ke dadanya. (An Nuur :31) ”
Di Asia Tenggara khususnya Indonesia merujuk pada jenis pakaian berupa penutup kepala dari helaian kain, atau sering juga disebut dengan kerudung atau tudung (Malaysia). Pengertian ini sebenarnya salah kaprah dan hanya berlaku di Indonesia.
[id.wikipedia.org]
Tetapi, akhir-akhir ini saya sempat melihat wartawan Metro TV yang memakai jilbab. Tengok saja Lalita Ganda Putri, kontributor Metro TV regional Jawa Tengah dan DIY. Senin, 18 Januari 2010 mewanwancarai Lanjar secara live di Solo. Dalam hati saya : "wah..sekarang wartawan Metro TV sudah boleh pake jilbab ya..?"
Ini dia, sang Lalita :
Pasalnya, Henny Puspitasari, PR & Publicity Manager for Metro TV seolah-olah mengiyakan bahwa seharusnya tidak ada jilbab di semua kameranya.
Wearing the headscarf does not mean a person is not fit to be a presenter but the policy of Metro TV is that such people can only appear during the month of Ramadhan and on Islamic holidays.
(Seseorang berhijab tidak berarti tidak pantas menjadi presenter, namun khusus di Metro TV, seseorang tersebut hanya dapat muncul pada saat-saat bulan Ramadhan atau hari-hari besar Agama Islam lainnya.)
[www.indonesiamatters.com]
Mari kita lihat bersama, apakah kedepannya semakin banyak wartawan Metro TV berjilbab yang muncul di kamera.
Sumber : Kaskus
0 komentar:
Posting Komentar